Selasa, 11 September 2012

KEHAMILAN DILUAR RAHIM

Kehamilan di luar rahim (kehamilan ektopik) terjadi bila sel telur yang telah dibuahi tidak melekat di rahim tetapi di tempat yang berbeda yaitu di saluran telur (tuba falopi), indung telur, leher rahim atau rongga perut. Bila embrio melekat di saluran telur, maka pertumbuhan embrio akan menyebabkan saluran telur membengkak atau pecah.
Satu dari seratus kehamilan adalah ektopik. Peluang kehamilan ektopik lebih tinggi jika saluran telur rusak karena radang perut (misalnya usus buntu atau infeksi klamidia) atau karena operasi rongga perut. IUD (spiral) juga meningkatkan risiko kehamilan ektopik.

Gejala

Jika Anda mengalami kehamilan ektopik, gejala biasanya akan terasa pada sekitar 6 – 10 minggu usia kehamilan. Jika Anda mendapatkan gejala berikut, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter Anda:
  • Sakit di salah satu sisi panggul
  • Perdarahan vagina di luar menstruasi
  • Nyeri di perut bagian bawah
  • Pingsan
  • Mual
Pada tahap lanjut, kehamilan ektopik dapat menimbulkan gejala berikut:
  • Nyeri perut yang intens
  • Hipotensi
  • Denyut nadi cepat
  • Kulit pucat

Diagnosis

Karena beberapa gejala di atas juga dapat terjadi pada kehamilan normal, dokter bisa sulit untuk mendiagnosis. Oleh karena itu, ada sejumlah tes yang dapat dilakukan jika dicurigai ada kehamilan ektopik.
  • Menggunakan ultrasound, dokter mungkin dapat melihat kehamilan ektopik, karena adanya darah di tuba falopi yang rusak atau ada embrio di luar uterus.
  • Laparoskopi melalui sayatan kecil di perut dapat dengan mudah melihat bila ada embrio di luar rahim.
  • Mengukur kadar hormon kehamilan hCG (human chorionic gonadotopin) adalah cara lain untuk mendeteksi kehamilan ektopik. Dalam kehamilan normal, kadar hCG berlipat dua kira-kira setiap dua hari hingga minggu ke-12. Jika hCG diperkirakan tidak meningkat, mungkin ada sesuatu yang salah dalam kehamilan.
Dokter akan selalu mencoba mendiagnosis kehamilan ektopik sedini mungkin. Dengan demikian, kerusakan biasanya masih terbatas dan risiko perdarahan internal dan komplikasi terkait masih rendah.

Pengobatan

Kehamilan ektopik harus selalu dibatalkan dan dokter akan mencoba untuk menahan laju pertumbuhan embrio dengan obat-obatan. Lebih cepat kehamilan ektopik terdeteksi, semakin besar kemungkinan kehamilan dapat dibatalkan tanpa menimbulkan efek jangka panjang.
Bila kehamilan ektopik terdeteksi di tahap awal, seringkali embrio dapat ditangani dengan obat suntik dan diserap oleh tubuh Anda. Dalam terapi ini tuba falopi biasanya masih utuh. Dalam situasi yang lebih serius, misalnya ketika tuba falopi sudah mengembang, maka diperlukan operasi.

Prognosis

Wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik, ada kemungkinan sekitar 12% akan terkena lagi di masa mendatang. Karena itu, bila Anda pernah mengalaminya Anda harus memberitahu dokter atau bidan Anda.
Sekitar 60% wanita menjadi subur kembali setelah kehamilan ektopik, 30% tidak ingin hamil karena pengalaman itu dan 10% menjadi infertil (tidak subur).



KEHAMILAN DILUAR RAHIM

Archive for gangguan kehamilan

Kram Perut Saat Hamil

Penulis : Wawancara Tabloid Ibu & Anak dengan Dr. Chairulsjah Sp.OG
Saat hamil terkadang muncul rasa keras dan kram disekitar daerah perut. Hal ini biasanya terjadi pada ibu hamil dan umumnya tidak membahayakan, meski demikian tak berarti boleh dibiarkan sampai menimbulkan rasa sakit berkepanjangan. Kalau intensitas dan kekerapananya tinggi sebaiknya segera periksakan ke dokter jangan tunggu sampai sakit.
Istilah kram perut sebenarnya tidak dikenal dalam medis, yang ada adalah kontraksi dalam kehamilan. Keadaan ini adalah wajar yang menandakan bahwa didalam rahim terdapat benda hidup lainnya. Kontraksi ini merupakan reaksi fisiologis dari rahim secara periodic karena rahim sedang berisi. Kontraksi mulai dirasakan sejak trisemester kedua kehamilan. Dan umumnya terjadi sesekali saja. Jika menimbulkan rasa sakit tetap harus diwaspadai karena kram yang berkelanjutan sampai sakit bisa menyebabkan keguguran atau kelahiran premature.
Penyebab Kram
Rasa kram timbul disebabkan oleh gangguan asupan oksigen ke rahim sehingga terjadi kekurangan oksigen. Jika asupan oksigen tidak lancer, aliran darah pun menjadi tidak lancar. Inilah yang menimbulkan rasa sakit.
Sebenarnya janin dalam perut dilingkupi oleh ari-ari sehingga saat rahim berkontraksi darahpun terhambat alirannya ke dalam janin. Jika intensitas dan frekuensi kontraksi cukup tinggi cadangan oksigen ari-ari pun bisa berkurang atau bahkan habis.
Kontraksi dianggap normal ketika memasuki usia 37-40 minggu, yakni minggu-minggu mendekati kelahiran. Bila kram perut sering muncul diusia kehamilan kurang dari 20 minggu, di khawatirkan bisa menyebabkan keguguran. Setiap kehamilan punya resiko untuk itu, terutama ibu hamil dengan kelebihan berat badan maupun yang berat badannya sagat kurang. Kontraksi yang masih dianggap wajar adalah berlangsuang sesaat saja atau masih dalam hitungan 1-3 menit saja.
Ada cara mudah yang dianjurkan untuk mengurangi kram atau kontraksi yang berlangsung yaitu dengan menghentiakn segala kegiatan yang sedang dilakukan segera dan segeralah istirahat.
Gangguan asupan oksigen itu disebakan oleh berbagai factor yang salah satunya adalah aktifitas ibu hamil yang berlebihan, karena kegitan yang berlebihan dapat membuat daya serap oksigen lemah. Penyebab lain adalah asupan gizi ibu hamil yang kurang bagus, sehingga ibu kekurangan energi untuk mengantarkan darah dan oksigen ke rahim.
Terakhir yang menjadi penyebab adalah faktor emosi. Keadaan jiwa seseorang saat hamil sangat mempengaruhi keseluruhan proses kehamilan. Oleh karena itu stress dapat memicu gangguan asupan oksigen.
Bagaimana penanganannya
Dengan melakukan konsultasi dokter dan pemeriksaan CTG dan pemberian obat-obatan untuk melebarkan pembuluh darah, selain itu ibu hamil sebaiknya tidak terlalu banyak aktifitas karena akan menimbulkan kelelahan dan ketegangan.

Kenali Sakit Perut Saat Hamil

Gejala sakit perut kerap dialami oleh para ibu hamil. Namun, ada juga gejala sakit perut yang tak normal bila terjadi saat kehamilan . Mau tau seperti apa sakit perut yang normal dan tidak? Simak saja.
Normal
Selama bulan-bulan awal kehamilan, biasanya ibu akan mengalami perasaan berat pada perut dan sedikit sakit, seperti saat menjelang haid. Ini lebih dikarenakan pengaruh meningkatnya hormon progesteron dan relaxin, yang membuat sambungan-sambungan tulang di sekeliling rahim agak renggang. Namun ini seharusnya sudah menghilang pada saat kehamilan berusia 10-12 minggu.
Tidak normal
Kram berat yang terjadi di salah satu sisi perut bagian bawah, di bulan 1-3 pertama kehamilan. Ini bisa jadi tanda kehamilan ektopik. Yakni, sel telur yang sudah dibuahi menempel di luar rahim, biasanya di dalam saluran fallopi dan embrio pun tumbuh di sini. Ini merupakan kondisi darurat dan ibu mesti segera ke UGD, khususnya jika ibu mengalami perdarahan atau flek berwarna kecoklatan, rasa sakit pada bahu di sisi yang sama dengan bagian perut yang sakit atau merasa sakit saat berhubungan seks.
Kram seperti saat haid, yang berlangsung beberapa jam. Ini bisa jadi tanda-tanda awal keguguran. Jika ibu mengalami perdarahan berwarna merah muda serta kontraksi yang kuat, teratur, dan terasa sakit, itu bisa pertanda awal keguguran. Sayangnya, sekali proses keguguran berlangsung, tak ada penanganan yang dapat menyelamatkan kehamilan. Hubungi dokter atau bidan untuk meminta nasihat.
Pada bulan-bulan akhir kehamilan, rasa sakit yang parah di perut bagian bawah yang tak hilang meskipun sudah istirahat mungkin bisa pertanda ibu mengalami placental abruption, yakni lepasnya plasenta dari dinding rahim. Ibu juga mungkin mengalami perdarahan. Ini juga kondisi darurat dan ibu sebaiknya menghubungi dokter atau bidan secepatnya. (cy)

Keluar flek saat hamil, berbahayakah?

Keluar flek (bercak darah) dari vagina tentu membuat seorang ibu hamil cemas dan bertanya-tanya, apalagi bila baru pertama kali mengalaminya. Apakah flek tersebut adalah hal yang biasa saja? Ataukah sebuah tanda bahaya?
Apa yang dimaksud dengan keluar flek?
Keluar flek (disebut juga spotting) adalah perdarahan ringan yang bisa terjadi kapan saja pada saat hamil, terutama pada trimester pertama. Sekitar 20% wanita hamil mengalami spotting pada trimester pertama. Hal ini bisa jadi merupakan bagian alami dari kehamilan, namun perlu dipastikan dahulu bahwa tidak terjadi komplikasi.
Perdarahan adalah tanda tersering dari keguguran, sehingga setiap wanita hamil yang mengalami perdarahan dari vagina harus segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Yang dilakukan oleh Sita di atas sudah tepat. Jika Anda mengalami perdarahan banyak atau nyeri hebat dan tidak dapat segera menemui dokter/bidan, langsung datang ke Unit Gawat Darurat (UGD) di rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Apa bedanya dengan perdarahan?
Jumlah darah yang keluar membedakan antara flek dengan perdarahan. Keluar flek adalah keluarnya sedikit bercak darah dari vagina berwarna merah atau kecoklatan, yang bisa jadi tidak sampai mengotori celana dalam. Sedangkan perdarahan jumlahnya lebih banyak daripada flek, dan mengotori celana dalam. Perdarahan jelas lebih serius daripada flek.
Keluar flek itu normal atau berbahaya?
Bagaimana membedakan keluar flek yang normal dan yang berbahaya? Jawabannya tergantung dari kapan terjadinya, jumlah darah yang keluar, lamanya, dan gejala lain (misalnya nyeri perut, keluarnya gumpalan darah atau jaringan, pingsan, lemas, demam).
Flek darah yang dianggap normal adalah bila terjadi pada trimester pertama, jumlahnya sedikit dan tidak berlangsung lama (kurang dari 1 hari), serta tidak ada gejala lain.
Apa penyebabnya?
Dengan mengetahui penyebab keluar flek/perdarahan saat hamil, Anda dapat mengetahui gejala apa yang mesti dicari dan kapan meminta bantuan kepada tenaga medis. Penyebab keluar flek/perdarahan berbeda pada setiap trimester.
Perdarahan pada trimester pertama
Tidak selalu berarti ada masalah. Penyebab yang tidak berbahaya misalnya:
  1. Melekatnya sel telur yang sudah dibuahi ke dinding rahim. Hal ini normal pada kehamilan. Jumlah darah yang keluar sangat sedikit.
  2. Perubahan hormon: Keluar flek yang disebabkan oleh perubahan hormon saat hamil. Biasanya terjadi pada minggu-minggu awal kehamilan, tetapi pada sebagian wanita dapat menetap sampai akhir kehamilan.
  3. Penyebab lain yang lebih serius pada trimester pertama yaitu:
  4. Keguguran: Perdarahan vagina merupakan tanda awal keguguran, disertai dengan nyeri perut.
  5. Blighted ovum: Walaupun dari pemeriksaan ultrasonografi (USG) terlihat tanda-tanda kehamilan di dalam rahim, namun embrio gagal berkembang sebagaimana mestinya.
  6. Kehamilan ektopik: Sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim. Yang tersering adalah menempel di Tuba Falopii, sehingga tidak dapat berkembang karena kekurangan nutrisi. Tandanya antara lain nyeri perut dan perdarahan. Perdarahan akibat kehamilan ektopik sangat berbahaya karena bisa mengancam nyawa ibu.
  7. Kehamilan mola atau kehamilan anggur: Pada keadaan ini, plasenta tidak terbentuk secara normal. Pada pemeriksaan USG dapat terlihat bukan janin yang berkembang, tetapi jaringan abnormal.
Perdarahan trimester kedua dan ketiga
Berbeda dengan trimester pertama, Anda perlu waspada bila terjadi perdarahan dari vagina pada trimester kedua atau ketiga karena biasanya menandakan adanya hal yang abnormal. Penyebab perdarahan pada trimester kedua atau ketiga antara lain:
  1. Luka pada leher rahim, misalnya akibat berhubungan seksual atau pemeriksaan dalam yang terlalu kasar.
  2. Penyakit pada vagina atau leher rahim, termasuk infeksi.
  3. Mioma di rahim.
  4. Penyebab yang lebih serius pada trimester kedua atau ketiga biasanya karena kelainan plasenta, yaitu: plasenta previa. Plasenta terletak di bagian bawah rahim sehingga menutupi mulut leher rahim. Tanda utamanya adalah keluar darah berwarna merah yang tidak disertai rasa nyeri, paling sering terjadi pada trimester ketiga.
  5. Abrupsio plasenta: Sebagian atau seluruh plasenta terlepas dari perlekatannya pada dinding rahim. Darah yang keluar bisa sedikit atau banyak tetapi selalu disertai dengan nyeri perut hebat, paling sering terjadi pada trimester ketiga.
  6. Partus prematur: Terjadinya pelebaran leher rahim pada kehamilan 20-37 minggu, disertai dengan kontraksi rahim.
  7. Keguguran: Walaupun keguguran lebih banyak terjadi pada trimester pertama, masih terdapat risiko keguguran pada trimester berikutnya.
Apabila perdarahan terjadi setelah usia kehamilan 28 minggu, segera datang ke rumah sakit karena hal ini merupakan kedaruratan. Perdarahan yang terjadi jumlahnya bisa banyak atau sedikit, dan disertai atau tanpa nyeri perut. Jangan anggap remeh perdarahan ini karena perdarahan adalah salah satu penyebab terbesar kematian ibu di Indonesia.
Bagaimana mencegahnya?
Bisa tidak ya kita mencegah supaya tidak keluar flek? Tentunya dengan rajin kontrol ke dokter/bidan sejak awal kehamilan sehingga bisa mendeteksi dini adanya kelainan. Hindari rokok dan narkoba karena merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan saat hamil, sekaligus juga tidak baik bagi kesehatan Anda secara umum. Nah, apabila Anda mengalami keluar flek saat hamil, tenangkan diri Anda, sekaligus tetap waspada terhadap adanya tanda-tanda bahaya di atas.
Saatnya Pergi ke UGD
Anda perlu langsung pergi ke Unit Gawat Darurat (UGD) di rumah sakit jika mengalami tanda-tanda bahaya di bawah ini (baca juga ini):
  1. Perdarahan yang banyak, atau nyeri perut dan kontraksi yang hebat
  2. Keluar flek atau perdarahan yang sudah berlangsung lebih dari 24 jam, dan Anda tidak dapat menghubungi dokter
  3. Pingsan, atau merasa sangat pusing dan lemas
  4. Perdarahan yang disertai demam di atas 38,5oC
Pada perdarahan trimester pertama, pertama kali dokter akan mencari apakah terjadi kehamilan ektopik, namun pada perdarah-an trimester berikutnya dokter akan terlebih dulu meyakinkan apa-kah keadaan Anda stabil atau tidak akibat kehilangan darah. Selain pemeriksaan fisik, dilakukan juga pemeriksaan laboratorium dan USG, tergantung dari kondisi Anda saat itu.




NUTRISI-NUTRISI YANG DIBUTUHKAN OLEH SEORANG IBU YANG SEDANG HAMIL

Nutrisi Penting Selama Kehamilan.
 Seiring pertambahan usia kandungan, maka kebutuhan gizi ibu hamil akan meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin berlangsung pesat - terutama perkembangan otak dan susunan syaraf ? dan membutuhkan asupan gizi yang optimal.
Nutrisi yang diperlukan adalah:
1. Karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga untuk menghasilkan kalori dapat diperoleh dari serealia, umbi-umbian.
2. Protein sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan, telur dan kacang-kacangan.
3. Mineral sebagai zat pengatur dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur - sayuran.
4. Vitamin B kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar berfungsi secara normal. Dapat dijumpai pada serealia, biji - bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau, ragi, telur dan produk susu.
5. Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi Anda. Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan susu.
6. Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat. Makanlah lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan, minyak sayur dan sayuran hijau.
7. Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol dan brokoli. Pada buah-buahan, asam folat terdapat dalam jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak janin.
8. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia, banyak terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun pepaya), daging dan hati.
9. Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta melindungi ibu hamil dari osteoporosis Jika kebutuhan kalsium ibu hamil tidak tercukupi, maka kekurangan kalsium akan diambil dari tulang ibu. Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan kacang-kacangan. Saat ini kalsium paling baik diperoleh dari susu serta produk olahannya. Susu juga mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A, D, B2, B3, dan vitamin C

PERMASALAHAN PASCA PERSALINAN

Permasalahan Pasca Persalinan Bagian 3 (Permasalahan Terkait Nifas)

3. Permasalahan Terkait Nifas
Mengeluarkan darah
Kebanyakan ibu telah mengetahui bahwa dirinya akan mengeluarkan darah selama masa nifas. Namun, beberapa ibu masih saja khawatir melihat banyaknya darah, terutama ketika alirannya deras dan tiba-tiba pada saat bangun tidur pada hari-hari awal setelah melahirkan. Jangan khawatir, karena itu merupakan suatu proses yang normal terjadi.
Ibu juga tidak perlu khawatir ketika nampaknya jumlah pengeluaran darah sudah berkurang selama satu atau dua hari namun tiba-tiba mengalir lagi dengan deras. Hal tersebut biasanya terjadi karena ibu kecapekan setelah melakukan aktivitas tertentu. Oleh karena itu, ibu perlu segera beristirahat, mengingat kondisinya yang masih lemah.
Infeksi nifas
Selama nifas, ibu akan mengeluarkan cairan yang berasal dari rahim, cairan ini disebut “lokia”. Pada hari pertama dan kedua ibu akan mengeluarkan lokia rubra atau lokia kruenta, berupa darah segar bercampur sisa selaput ketuban dan lain-lain. Hari berikutnya keluar lokia sanguinolenta, berupa darah bercampur lendir. Setelah satu pekan, keluar lokia serosa yang berwarna kuning dan tidak mengandung darah. Setelah dua pekan, keluar lokia alba yang hanya berupa cairan putih. Biasanya lokia berbau agak amis. Bila berbau busuk, mungkin terjadi lokiostasis (lokia tidak lancar keluar) dan infeksi.
Salah satu kelainan yang dapat ditemukan setelah melahirkan (selama nifas) adalah “infeksi nifas” atau dalam istilah medis disebut juga “infeksi puerperalis”. Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada saluran genital (kemaluan) yang terjadi setelah melahirkan yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh sampai 38°C atau lebih selama dua hari, terjadi dalam sepuluh hari setelah melahirkan tapi dengan mengecualikan 24 jam pertama.
Setelah melahirkan, organ reproduksi ibu berangsur-angsur akan pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Suhu badan setelah melahirkan dapat naik lebih dari 0,5°C dari keadaan normal (36-37°C) tapi tidak lebih dari 39°C. Sesudah 12 jam pertama melahirkan umumnya suhu badan kembali normal. Bila lebih dari 38°C, harus dipikirkan kemungkinan terjadinya infeksi nifas.
Tanda-tanda infeksi nifas sangat bervariasi tergantung bagian yang terinfeksi dan keparahannya. Jika ditemui tanda-tanda berikut ini, segeralah membawa ibu ke tempat pelayanan kesehatan untuk mendapat penanganan yang sesuai:
  • Demam tinggi (38°C atau lebih), kadang disertai menggigil.
  • Rasa panas dan nyeri pada tempat infeksi
  • Kadang-kadang terasa perih saat buang air kecil.
  • Ibu terlihat sakit dan sangat lemah
Tidak setiap ibu yang melahirkan mengalami infeksi nifas. Kondisi tiap ibu yang melahirkan memang bisa berbeda, ada yang baik-baik saja tanpa masalah, namun ada pula yang mengalami berbagai masalah terkait dengan kondisi kesehatannya. Beberapa faktor risiko yang memperbesar kemungkinan terjadinya infeksi nifas, antara lain:
  • Setiap keadaan yang menurunkan daya tahan tubuh ibu, seperti perdarahan, kelelahan, gizi buruk, preeklamsi, eklamsi, infeksi lain yang diderita ibu, penyakit jantung, TBC paru, pneumonia, dan lain-lain.
  • Ibu dengan proses persalinan lama, persalinan yang tidak terduga (mendadak) sehingga kurang tertangani dengan baik
  • Kemungkinan infeksi panggul setelah melahirkan yang serius, berhubungan dengan lamanya ketuban pecah sebelum melahirkan.
  • Luas serta banyaknya luka guntingan atau robekan ketika proses persalinan
  • Ibu yang menjalani tindakan operasi, baik lewat jalan lahir maupun perut.
  • Tertinggalnya sisa ari-ari, selaput ketuban, atau bekuan darah dalam rahim.
Setelah mengetahui bahaya infeksi nifas yang mungkin saja terjadi, alangkah lebih baik jika kita menempuh cara-cara untuk mencegahnya. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi nifas, antara lain :
  • Sebaiknya ibu memperhatikan kondisi kesehatannya selama hamil, segera periksa ke bidan atau dokter jika ada keluhan.
  • Minum suplemen zat besi secara teratur untuk mencegah terjadinya anemia.
  • Konsumsi makanan yang bersih, sehat, cukup kalori, protein, dan serat (sayur, buah).
  • Minum air dalam jumlah yang cukup.
  • Ibu hendaknya memilih tenaga penolong persalinan yang terlatih, supaya proses persalinan terjamin kesterilannya.
  • Harus menjaga kebersihan dan memberi perawatan khusus jika terjadi perlukaan seperti di tempat jahitan pada jalan lahir maupun perut (operasi cesar)
Perawatan Ibu Setelah Melahirkan
Terkadang seorang wanita sangat memperhatikan kondisi dirinya dan janinnya ketika masih mengandung, namun hanya sedikit yang mengerti bahwa perawatan ibu setelah melahirkan juga tidak kalah pentingnya. Berikut ini beberapa cara yang bisa ditempuh untuk merawat ibu setelah melahirkan:
  • Setelah melahirkan, ibu harus cukup istirahat. Delapan jam setelah melahirkan, ibu harus tidur telentang untuk mencegah perdarahan. Setelah itu, ibu boleh miring ke kiri atau ke kanan untuk mencegah thrombosis(pembekuan darah).
  • Ibu dan bayi ditempatkan pada tempat yang sama supaya terjalin kontak fisik dan psikis (kejiwaan) yang erat. Hal ini juga akan memudahkan dalam melakukan aktivitas menyusui dan mengurangi risiko terjadinya sindrom baby blues.
  • Makanan yang dikonsumsi harus sehat, cukup kalori, protein, dan serat (sayur, buah). Sangat tidak dianjurkan diet ketat ketika masih menyusui. Penurunan berat badan sesudah melahirkan jangan lebih dari 0,5 kg setiap pekan. Pada 6 bulan pertama masa menyusui saat bayi hanya mendapat ASI, ibu perlu tambahan nutrisi 700 kalori/hari, 6 bulan selanjutnya 500 kalori, dan tahun kedua 400 kalori. Dalam menu sehari-hari ditambah makanan yang merangsang produksi ASI seperti daun katuk dan daun pepaya.
  • Karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak, ibu menyusui dianjurkan minum air 8-12 gelas sehari.
  • Ibu menyusui tentunya mengeluarkan tenaga yang tidak sedikit, apalagi terkadang ibu harus terbangun malam karena bayi menangis dan meminta ASI. Oleh karena itulah ibu menyusui membutuhkan istirahat dan tidur cukup supaya tenaganya pulih kembali.
  • Bila perlu ibu bisa melakukan senam nifas secara bertahap (bisa dimulai sejak 24 jam setelah persalinan normal). Senam nifas mempunyai banyak manfaat antara lain membantu melancarkan sirkulasi darah, membantu mengembalikan kedudukan otot kandungan, menguatkan otot-otot perut, otot-otot dasar panggul (tempat diantara kedua paha) dan pinggang, membentuk sikap tubuh, serta membantu memperlancar produksi ASI.Senam nifas sangat bervariasi, berikut ini salah satu contoh gerakan-gerakan pada senam nifas yang bisa dipraktekkan oleh ibu setelah melahirkan:
    • Ibu telentang lalu kedua kaki ditekuk, kedua tangan diletakkan di atas dan menekan perut. Lakukan pernafasan dada lalu pernafasan perut.
    • Dengan posisi yang sama, angkat pantat lalu taruh kembali.
    • Kedua kaki diluruskan dan disilangkan lalu kencangkan otot seperti menahan buang air kecil dan buang air besar.
    • Duduklah di kursi, perlahan bungkukkan badan sambil tangan berusaha menyentuh tumit.
  • Ibu hendaknya memeriksakan diri enam pekan setelah melahirkan atau kapan saja ketika dirasakan ada keluhan yang mengganggu. Pemeriksaan dilakukan untuk melihat keadaan umum ibu secara menyeluruh dan menindaklanjuti jika ada keluhan-keluhan setelah melahirkan. Jika ibu mengalami masalah ketika menyusui, hendaknya berkonsultasi pada tenaga terlatih di pusat pelayanan kesehatan (misal di klinik laktasi). Suami, keluarga, dan orang-orang terdekat harus selalu memberi dukungan moral supaya ibu bisa melalui masa-masa menyusui dengan baik.
Jalani Dengan Sabar Dan Ikhlas
Mengandung dan melahirkan anak merupakan pengalaman yang menakjubkan sekaligus melelahkan bagi seorang wanita. Hendaknya seorang ibu melakukan tugasnya dengan penuh kesabaran dan ikhlas untuk mengharap keridhoan Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan begitu, tugas yang berat akan terasa lebih ringan dalam menjalaninya. Terlebih lagi jika mengingat bahwa mengasuh dan mendidik anak bisa menjadi ladang pahala bagi seorang wanita. Demikian penjelasan yang berkaitan dengan kondisi ibu setelah melahirkan, semoga bermanfaat.